DELAPANTOTO – Fenomena wisatawan yang datang ke kawasan Gunung Bromo menggunakan motor matic belakangan memicu keresahan warga setempat. Bahkan, sejumlah warga dikabarkan sempat menghadang pengendara motor matic yang nekat melintasi jalur pasir di kawasan Bromo. Aksi ini dilakukan bukan tanpa sebab, melainkan demi menjaga keselamatan dan kelestarian alam.
Jalur Bromo Tidak Ramah untuk Motor Matic
Gunung Bromo dikenal memiliki jalur ekstrem dengan kontur pasir tebal, tanjakan curam, serta kondisi cuaca yang bisa berubah drastis. Medan seperti ini sebenarnya tidak cocok dilalui motor matic yang memiliki roda kecil, ground clearance rendah, dan transmisi CVT yang rawan kemasukan debu halus.
Beberapa kejadian motor matic mogok atau bahkan terjebak di lautan pasir Bromo sudah sering terjadi. Akibatnya, kendaraan harus dievakuasi, menimbulkan potensi kecelakaan, serta merepotkan warga sekitar.
Lindungi Keselamatan Wisatawan
Salah satu alasan warga melakukan penghadangan adalah demi keselamatan wisatawan itu sendiri. Banyak pengunjung luar daerah tidak memahami risiko berkendara di jalur pasir Bromo dengan motor yang tidak sesuai. Warga lebih menyarankan penggunaan kendaraan 4×4, jip sewaan, atau motor trail yang memang dirancang untuk menghadapi medan off-road.
Cegah Kerusakan Jalur Wisata
Selain alasan keselamatan, langkah ini juga untuk menjaga kondisi jalur wisata. Motor matic yang terjebak pasir seringkali harus ditarik keluar dengan cara yang dapat merusak kontur jalur alami. Belum lagi sisa ban dan potensi sampah yang ditinggalkan wisatawan membuat warga setempat semakin ketat menjaga akses jalur.
Himbauan untuk Wisatawan
Wisatawan yang ingin menjelajah keindahan Gunung Bromo diimbau untuk mematuhi aturan lokal, menggunakan kendaraan yang sesuai, dan memanfaatkan jasa pemandu atau sopir jip lokal. Dengan begitu, perjalanan tetap aman, nyaman, dan tidak menimbulkan kerugian bagi alam maupun masyarakat sekitar.
Kesimpulan
Penghadangan wisatawan yang nekat naik motor matic ke Bromo bukan semata-mata tindakan sewenang-wenang warga, melainkan upaya menjaga keselamatan, kelestarian jalur, dan kelangsungan ekowisata. Wisatawan diharapkan lebih bijak memilih kendaraan agar pengalaman menikmati pesona Bromo tetap menyenangkan dan aman.
Sumber: angkamaut.my.id