Begini Kata Pengamat Transportasi Soal Macet Horor Setiap Hari di Jalan TB Simatupang

DELAPANTOTO – di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, kerap menjadi keluhan para pengguna jalan. Hampir setiap hari, ruas jalan ini dipadati kendaraan terutama pada jam berangkat dan pulang kerja. Sejumlah faktor disebut menjadi penyebab utama, mulai dari volume kendaraan yang tinggi hingga tata ruang kawasan yang tidak seimbang.

Jalur Utama yang Padat

Jalan TB Simatupang merupakan salah satu ruas vital di Jakarta Selatan karena menjadi akses menuju pintu tol JORR, perkantoran, pusat bisnis, hingga kawasan hunian. Kondisi ini membuat arus kendaraan selalu menumpuk di berbagai titik.

Pandangan Pengamat Transportasi

Pengamat transportasi menilai kemacetan parah di TB Simatupang terjadi karena beberapa hal:

  1. Pertumbuhan Kawasan Tidak Diimbangi Infrastruktur
    Banyak gedung perkantoran dan pusat bisnis berdiri di sepanjang jalur ini, namun kapasitas jalan tidak diperluas.
  2. Ketergantungan Tinggi pada Kendaraan Pribadi
    Minimnya akses transportasi umum membuat pekerja lebih memilih mobil atau motor. Akibatnya, beban jalan semakin berat.
  3. Banyak Persimpangan dan Akses Tol
    Jalan TB Simatupang memiliki banyak pintu masuk-keluar tol, ditambah persimpangan besar yang sering menimbulkan antrean panjang.
  4. Proyek Konstruksi dan Parkir Liar
    Aktivitas pembangunan serta kendaraan yang parkir sembarangan turut mempersempit ruang jalan.

Solusi yang Disarankan

  • Optimalisasi Transportasi Umum: Pengamat mendorong peningkatan akses bus, MRT, dan LRT agar pekerja beralih dari kendaraan pribadi.
  • Manajemen Lalu Lintas: Penataan ulang persimpangan dan manajemen pintu tol untuk mengurangi antrean.
  • Pengawasan Ketat Parkir Liar: Penertiban kendaraan yang memakan badan jalan.
  • Kebijakan Tata Ruang: Pemerintah daerah diminta menata kembali pembangunan gedung di kawasan yang sudah padat.

Kesimpulan

Macet horor di Jalan TB Simatupang merupakan masalah kompleks yang dipicu pertumbuhan kawasan tanpa perencanaan transportasi memadai. Menurut pengamat, solusi jangka pendek bisa dengan pengaturan lalu lintas lebih ketat, sementara solusi jangka panjang harus mendorong peralihan ke transportasi umum dan penataan tata ruang yang lebih berkelanjutan.

Sumber: angkamaut.my.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *